ANAK CERMINAN ORANG TUA
Umi... Abi... Aku Jadi Begini Karena Sikap Kalian...!!!
Setiap anak, adalah cerminan dari orang di sekitarnya. Setiap anak adalah peniru yang ulung, dan mereka belajar untuk menjadi salah satu dari orangtuanya. Mereka menjadikan kita sebagai contoh, sebagai panutan dalam berperilaku. Mereka berkaca pada semua hal yang kita lakukan. Mereka laksana air telaga yang merefleksikan bayangan kita saat kita menatap dalam hamparan perilaku yang mereka perbuat.
Namun sayang, cermin itu meniru pada semua hal. Baik, buruk, terpuji ataupun tercela, di munculkan dengan sangat nyata bagi kita yang berkaca. Cermin itu juga menjadi bayangan apapun yang ada di depannya. Telaga itu adalah juga pancaran sejati terhadap setiap benda di depannya. Kita tentu tak bisa, memecahkan cermin atau mengoyak ketenangan telaga itu, saat melihat gambaran yang buruk. Sebab, hal itu sama artinya dengan menuding pada diri kita sendiri.
Pepatah bijak mengatakan, “berteriaklah kepada anak - anak kita saat kita marah, maka, kita akan membesarkan seorang pemarah. Bermuka ketuslah kepada mereka saat kita marah, maka kita akan membesarkan seorang pembenci, dan biarkanlah mulut dan tangan kita yang bekerja saat kita marah, maka kita akan belajar menciptakan seorang yang penuh dengki…” Peran apakah yang sedang kita ajarkan kepada anak-anak kita saat ini? Contoh apakah yang sedang kita berikan kali ini? Dan panutan apakah yang sedang kita tampilkan?
Sahabatku, percayalah.. mereka akan selalu belajar dari kita, dari orang yang terdekatnya, dari orang yang mencintainya. Merekalah lingkaran terdekat kita, tempat mereka belajar, menerima kasih sayang, dan juga tempat mereka meniru dalam berperilaku. Saya berharap, bisa menjadi orang yang sabar saat melihat seorang anak menumpahkan air di gelas yang mereka pegang. Saya berharap menjadi orang yang ikhlas, saat melihat mereka memecahkan piring makan mereka sendiri.
Sebab, bukankah mereka baru “belajar” memegang gelas dan piring itu selama 5 tahun, sedangkan kita telah mengenalnya sejak lebih 20 tahun? Tentu mereka akan butuh waktu untuk bisa seperti kita…..
14 Hal dibawah ini adalah bukti nyata keangkuhan dan kesemena-menaan kita terhadap anak.. Ingat.. apa yang kita lakukan pasti akan kembali pada kita sendiri…
2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI, itu karena engkau TIDAK MEMBERI dia SEMANGAT
3. Jika anakmu KURANG BERBICARA, itu karena engkau TIDAK MENGAJAKNYA
BERBICARA
4. Jika anakmu MENCURI, itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI.
5. Jika anakmu PENGECUT, itu karena engkau selalu MEMBELANYA.
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA
5. Jika anakmu PENGECUT, itu karena engkau selalu MEMBELANYA.
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA
TERLALU KERAS KEPADANYA.
7. Jika anakmu MARAH, itu karena engkau KURANG MEMUJINYA.
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI
7. Jika anakmu MARAH, itu karena engkau KURANG MEMUJINYA.
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI
DENGANNYA.
9. Jika anakmu MENGKASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN
9. Jika anakmu MENGKASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN
KEKERASAN TERHADAPNYA.
10. Jika anakmu LEMAH, itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA.
11. Jika anakmu CEMBURU, itu karena engkau MENELANTARKANNYA.
12. Jika anakmu MENGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM dan
10. Jika anakmu LEMAH, itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA.
11. Jika anakmu CEMBURU, itu karena engkau MENELANTARKANNYA.
12. Jika anakmu MENGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM dan
MEMELUKNYA
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU, itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU, itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK
padanya.
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK.
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK.
Sahabat.. Jika engkau ingin anakmu menjadi anak baik, kau harus menjadi Ayah yang baik terlebih dahulu dan mampu mengendalikan emosi-emosi negatif dalam diri (mudah marah, sakit hati, dendam, dll).
Pengendalian emosi sangatlah penting, emosi yang tak terkendali akan merugikan diri sendiri bahkan dapat berefek merugikan orang lain khususnya dalam keluarga. Harapan saya, menjadi contoh/teladan yang baik bagi anak-anak.
Mengurus/mendidik anak bukan hanya tugas wanita/ibu tapi seorang ayah juga. Sehingga bersama-sama untuk kebaikan bersama untuk masa depan anak-anak karena kesuksesan seorang anak juga merupakan kesuksedan dan kebanggaan orangtua.
Tentu porsi waktu dan pembagian tugasnya berbeda atau dapat disepakati sehingga masing-masing nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Karena anak-anak, bukan hanya apa yang dikatakan orang tua tapi sikap serta perilaku orang tua akan mereka serap juga.
Pepatah bijak mengatakan “Jangan mengkhawatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan nasehat Anda, khawatirlah bahwa mereka selalu mengamati dan mencontoh Anda.”
Silahkan share artikel ini pada yang lain, Agar anak-anak kita semuanya menjadi anak shalih shalihah yang bermanfaat untuk agama, bangsa dan masyarakatnya.. Amiin
0 komentar
Posting Komentar